Saturday, December 27, 2014

Penolakan Alghazali terhadap Emanasionisme

Kebanyakan filosof muslim menganut paham emanasi (pancaran). Menurut mereka alam semesta diciptakan Tuhan secara emanasi semenjak kidam dan azali, Tuhan menciptakan semenjak Ia wujud dan diantara Ia dan alam tidak diselangi atau diantarai zaman. Jadi menurut mereka alam ini qadim adanya. Kerena mereka membagi taqaddum zamani dan taqaddum dzati. Alam semesta adalah taqaddum zamani, sedangkan Tuhan taqaddum dzati.

Menurut mereka alam ini diciptakan tuhan dari sesuatu yang ada ( minal maujud, bukan minal ma’dum). Ketika Tuhan ber-ta’qqul, maka muncullah energi yang maha dahsyat yang kemudian bergabung energi tadi dan menjadi materi asal muasal alam semesta.[1]
الإيجاد من الموجود وليس من المعدوم
Imam Ghazali berprinsip bahwa:
الإيجاد من المعدوم وليس من الموجود
Mereka memberikan contoh seperti biji yang menjadi anak pohon, kemudian menjadi pohon, pohon dipotong menjadi papan, papan dibakar menjadi debu, debu menjadi tanah.
Imam Ghazali membantah pemahaman ini dengan sangat tajam dan keras. Mazhab diatas sama dengan pemahaman Panteisme. Bila alam terpancar dari Tuhan, maka Tuhan bukan sebagai pecipta, tidak ada orang yang mengatakan bahwa lampu membuat sinar, matahari membuat cahaya, kerena keduanya adalah pancaran, tidak ada manusia membuat bayangannya. Mereka itu tidak disebut sebagai pembuat atau pencipta, akan tetapi merupakan penyebab terjadinya pekerjaan, dengan begitulah Imam Alghazali menyebut mereka filosof muslim dengan zindik[2]




[1] Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A, Filsafat Islam; filosof dan filsafatnya, Cet. 4, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 178.
[2] Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A, Filsafat Islam; filosof dan filsafatnya, Cet. 4, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 179-180.

No comments: