Kebanyakan filosof
muslim menganut paham emanasi (pancaran). Menurut mereka alam semesta
diciptakan Tuhan secara emanasi semenjak kidam dan azali, Tuhan menciptakan semenjak
Ia wujud dan diantara Ia dan alam tidak diselangi atau diantarai zaman. Jadi
menurut mereka alam ini qadim adanya. Kerena mereka membagi taqaddum zamani dan
taqaddum dzati. Alam semesta adalah taqaddum zamani, sedangkan Tuhan taqaddum
dzati.
Menurut mereka alam
ini diciptakan tuhan dari sesuatu yang ada ( minal maujud, bukan minal ma’dum).
Ketika Tuhan ber-ta’qqul, maka muncullah energi yang maha dahsyat yang kemudian
bergabung energi tadi dan menjadi materi asal muasal alam semesta.[1]
الإيجاد من الموجود وليس من المعدوم
Imam Ghazali berprinsip bahwa:
الإيجاد من المعدوم وليس من الموجود
Mereka memberikan
contoh seperti biji yang menjadi anak pohon, kemudian menjadi pohon, pohon
dipotong menjadi papan, papan dibakar menjadi debu, debu menjadi tanah.
Imam Ghazali
membantah pemahaman ini dengan sangat tajam dan keras. Mazhab diatas sama
dengan pemahaman Panteisme. Bila alam terpancar dari Tuhan, maka Tuhan bukan
sebagai pecipta, tidak ada orang yang mengatakan bahwa lampu membuat sinar,
matahari membuat cahaya, kerena keduanya adalah pancaran, tidak ada manusia
membuat bayangannya. Mereka itu tidak disebut sebagai pembuat atau pencipta,
akan tetapi merupakan penyebab terjadinya pekerjaan, dengan begitulah Imam
Alghazali menyebut mereka filosof muslim dengan zindik[2]
No comments:
Post a Comment